Pria di Muna Ditemukan Gantung Diri, Ini Penjelasan Kapolsek

Kapolsek Tongkuno Iptu Arman, SH (FOTO IST)

BeritaRakyat.id, Muna – Nasib naas dialami AQ (23) asal Desa Dahiango Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara (Sultra). Ia memilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di rumah orang tuanya pada hari Selasa (15/02/2022)

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Tongkuno Iptu Arman menjelaskan bahwa sekitar jam 17.00 wita korban masuk dalam kamar tidur, sementara pada saat itu ibunya mandi, lalu sekitar jam 17.55 wita bapaknya kembali ke rumah dari tempat kerja, kemudian langsung mandi, Setelah itu disampaikan oleh ibunya korban dengan berkata Coba liat dulu La Embul, dia kunci kamar, jangan sampai dia bunuh diri

“Lalu ibunya mengetok pintu kamar tapi tidak di buka,  lalu bapaknya mengintip dari jendela bagian luar kamar yang terbuka dan melihat korban sudah terduduk di belakang pintu dengan posisi leher terikat dengan tali pinggang dan tergantung pada gantungan pakaian di belakang pintu kamar.” ucap Iptu Arman kepada media ini

Kata dia, setelah melihat korban gantung diri di dalam kamar akhirnya orang tuanya berusaha menyelamatkan korban dan masuk dengan mendobrak jendela.

“Setelah melihat posisi almarhum sudah dalam keadaan tergantung, bapak kandung almarhum langsung masuk ke dalam kamar melalui jendela lalu menurunkan korban.” lanjutnya

Namun, tambah mantan Kaposek Bone ini, saat korban diturunkan dari tali gantungan oleh orang tuanya, ternyata masih ada sisa napas. Namun tidak lagi tertolong karena tidak lama kemudian korban menghembuskan napas terakhirnya.

“Dan korban masih sempat bernapas ngorok, lalu diturunkan dari gantungan dimana celana korban sudah basah karena air seni, lehernya hitam, setelah itu bapaknya mencoba memberikan pertolongan dengan cara meniup mulutnya dan memompa dadanya namun tidak bisa tertolong lagi,” tambahnya

Pria dua balak di pundaknya ini mengaku, berdasarkan keterangan saksi dan orang tua korban bahwa korban terkena penyakit sejak berada di perusahaan tambang nikel di Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng)

“Sekitar bulan Oktober 2021 lalu, korban dibawah pulang dari tempat kerjanya di PT. IMIP Morowali karena bermasalah dengan teman kerjanya, sampai tidak makan berhari-hari sehingga terkena penyakit lambung.” jelasnya

Lalu sekitar bulan November 2021, korban mengalami gangguan jiwa/stres sampai hampir bunuh diri dimana korban mengambil pisau lalu meminta ijin kepada ibunya untuk memotong lehernya

Sejak saat itu korban mulai mengamuk di rumah dengan memukul kaca hingga tangannya luka-luka dan pada akhirnya dibawa di Rumah Sakit Siloam

“Sekitar bulan November 2021, korban mengamuk di rumah sampai memukul kaca sehingga tangannya luka-luka dan pada saat itu dirawat di RS. Siloam Bau-bau, setelah balik dari Bau-bau korban menjadi pendiam dan bila berkomunikasi dengan keluarga kadang tidak nyambung.” katanya

Karna kondisi tersebut orang tua korban membawanya ke Puskesmas Tongkuno dan diberikan rujukan untuk berobat ke dokter ahli jiwa. Dokter ahli jiwa RSUD Raha memberikan korban obat dan rawat jalan di rumah

“karena merasa kepanasan, pada hari Senin tanggal 14 Februari 2022 sekitar jam 16.00 wita korban meminta kepada bapaknya untuk membunuhnya, tetapi bapaknya hanya menasehati dengan memperbanyak ucapkan istigfar.” tutupnya

BURHAN ODE

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *