BeritaRakyat.id,. Bombana – Dugaan penggunaan izasah palsu Kades Watukalangkari Kecamatan Rarowatu Kabupaten Bombana, Sahrir saat mendaftarkan dirinya menjadi calon Kades pada tahun 2022 lalu perlahan mulai terkuak.
Berdasarkan pengakuan, dari sejumlah alumni SLTP I Rumbia, yang kini berubah nama menjadi SMPN 02 Rumbia mengaku tidak mengetahui dan melihat nama Kades Watukalangkari, Sahrir mengikuti proses ujian akhir di SLTP I Rumbia pada tahun 2000 lalu.
Salah satunya Hartina (42) alumni SLTP I Rumbia tahun 2000 mengatakan, tidak pernah melihat dan mengetahui Kades Watukalangkari Sahrir mengikuti proses ujian akhir di SLTP I Rumbia yang kini berubah nama menjadi SMPN 02 Rumbia tersebut.
“Sepengetahuan saya tidak ada, kita tidak sama-sama waktu ujian, masih ada semua teman-temannya kita waktu ujian, tapi kita tidak liat dia, (Sahrir),” katanya kepada media ini, Jumat ( 21/09/2023).
Hal senada juga diungkapkan, Hasna (41) alumni tahun 2000 SLTA I Rumbia lainya. Ia mengaku sempat mengikuti proses belajar bersama namun tidak melihat Sahrir mengikuti proses ujian akhir.
“Memang pernah sama-sama kita sekolah, tapi waktu ujian saya tidak liat, tidak tau kalo di kelas lain, saya kurang tau karna sudah agak lama. Karena Ndak lama dia sekolah baru dia berangkat di Makasar,” akunya.
Pengakuan serupa juga di ungkapkan, Mariana (41) yang juga merupakan alumni SLTA I Rumbia tahun 2000. Ia menyebutkan mengenal Sahrir sejak usia dini, bahkan sama-sama sekolah sejak SD hingga di bangku SLTA.
Hanya saja sepengetahuan dirinya Sahrir sekolah hanya sampai pada kelas dua SLTA bersama dirinya di sekolah yang sama. Pada saat proses ujian akhir dirinya tidak melihat atau mengetahui jika Sahrir mengikuti proses ujian akhir di SLTA I Rumbia.
“Saya memang sama-sama sekolah dari SD, SMP juga satu sekolah tapi saya tidak tau kalo dia sampe ujian, sepengetahuan saya hanya sampe kelas dua. Pada saat ujian ndak dia (Sahrir) yang saya tau hanya sampe kelas dua saja itu,” bebernya.
“Saya juga kaget dengar dia (Sahrir) tamat di SMP 2 Rumbia, memang SD satu letingku kita 7 orang sampe tamat, SMP juga tapi hanya sampe kelas dua saja,” ungkapnya.
Di tempat terpisah Kepala SMPN 02 Rumbia, Samsu mengaku tidak mengetahui pasti soal ada dugaan ijazah palsu Kades Watukalangkari tersebut.
Hanya saja menurut dia, pihaknya juga memang tidak menemukan satupun arsip alumni angkatan tahun 2000 yang berhasil ditemukan di SMPN 02 Rumbia.
“Kita juga sudah bongkar lemari arsip, tapi kita tidak temukan arsip di tahun 2000 itu,” akunya kepada media ini saat di temui di SMPN 02 Rumbia.
Sementara itu, Kades Watukalangkari Sahrir membantah jika memiliki ijazah palsu dan tidak pernah mengikuti proses ujian di SLTA I Rumbia pada tahun 2000 lalu.
Kata dia, dirinya memang tidak ingat persis siapa-siapa teman-teman pada saat mengikuti proses ujian akhir di tahun 2000 lalu di SMPN 02 Rumbia, yang saat itu masih SLTA I Rumbia, namun ia mengaku benar-benar mengikuti proses ujian dan memperoleh ijazah.
“Saya anggap itu tidak benar, karena memang faktanya saya ikut ujian, ada saksinya hidupnya juga, saya tamat tahun 2000, Ijazah inilah yang saya bawa ke Makassar mau mendaftar Tentara, tapi uang tidak cukup,” ungkapnya.
“Saya kerja di kawasan pake ijazah ini juga, jadi dimana saya pergi cari kerja ijazah ini saya bawa, kalo mereka tidak liat saya mungkin karena kita tidak satu ruangan barangkali itu, karena pengamatan pada saat itu dia kelas kalo tidak salah,” tutupnya.
Sebelumnya dugaan penggunaan ijazah palsu Kades Watukalangkari, bahkan telah dilaporkan di Polres Bombana oleh warga pada tahun 2022. Hanya saja hingga kini diduga belum mendapatkan kepastian hukum.
ODEK