BeritaRakyat.id,.Kendari – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), ikut menyikapi polemik Kades Pesouha Kecamatan Pomalaa yang membentak siswa SMKN 9 Kolaka beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra Yusmin mengaku geram dengan sikap Kepala Desa Pesouha Kecamatan Pomalaa yang membentak siswa dan guru tersebut. Untuk dirinya mengaku akan melaporkan hal tersebut ke aparat kepolisian.
Diketahui sebelumnya aksi blokade jalan tersebut terjadi pada Senin 25 September 2023 menuntut persoalan debu akibat aktivitas pemuatan timbunan oleh truk yang berkecepatan tinggi dan mengakibatkan dampak debu.
“Kami akan polisikan Oknum Kades di Pomalaa itu, karena selain membentak, ada dugaan intimidasi secara verbal, karena menurut informasi dari guru dan siswa, oknum kades itu mengatakan kalau tidak bubar tabrak,” katanya saat ditemui di ruangannya pada, Senin (02/10/2023).
Saat ini lanjut dia, pihaknya sementara mengumpulkan bukti-bukti untuk menindaklanjuti dugaan adanya intimidasi Kades tersebut ke pihak kepolisian.
Selain itu, mantan Kabid Mineral dan Batubara Dinas ESMD Sultra menjelaskan pihaknya juga meminta kepada Bupati Kolaka untuk mengevaluasi Oknum Kades tersebut.
“Kami juga mendesak Kepala Desa untuk melakukan permohonan maaf ke publik, pasalnya persoalan ini telah viral dimana-mana,” tegasnya.
Diketahui sebelumnya beredar sebuah video yang mempertontonkan puluhan siswa dan guru melakukan pemblokiran jalan.
Dalam video berdurasi 1,44 detik itu, nampak terlihat puluhan pelajar berdiri tepat di tengah jalan sembari memarkirkan motor mereka.
Informasi yang diterima awak media ini, kejadian itu terjadi di Jalan poros Desa Pesouha, Kecamatan Pomalaa pada Senin (25/9), yang dilakukan oleh siswa dan guru SMKN 9 Kolaka. Aksi tersebut sebagai bentuk protes mereka karena sudah tak tahan dengan debu yang ditimbulkan oleh aktivitas truk perusahaan tambang yang menggunakan jalan tersebut.
ODEK